SEKILAS INFO
: - Senin, 13-05-2024
  • 3 tahun yang lalu / Liburan Habis, Waktunya kembali ke Pondok lagi.
  • 3 tahun yang lalu / Waktu liburan sudah habis, saatnya kembali belajar menggali ilmu kembali.
K. SHOLEH

Asal mula beliau dari jawa tengah yang masih berketurunan dari kerajaan mataram. Beliau masih keturunan yang ke 5. Kedatangan beliau ke jawa timur bermula dari peperangan belanda pada zaman Pangeran Diponegoro yang pada waktu itu penjajah belanda merusak makam leluhur kerajaan mataram dan memporak-porandakan santri yang ada.

Kedatangan ke daerah jawa timur ini kurang lebih tahun 1800 M bersama saudara sepupunya yaitu Mbah Mad Sa’i. Konon keduanya memiliki kelebihan yang berbeda. Jika mbah sholeh bisa menjinakkan mahluk halus sedangkan Mbah Mad sa’i bisa menjinakkan  binatang buas. Dalam pengembaraanya mereka berdua sampailah di sebuah desa yang terkenal dengan sebutan bendo kalasan (banaran). Kemudian mereka memperluas daerah ke wilayah plosoklaten sebagian mipitan.

Setelah perluasan tersebut Mbah Sholeh merasa kurang cocok dengan daerah tersebut. Selain itu beliau tidak begitu menghiraukan masalah duniawi, sehingga daerah babatanya tersebut diserahkan kepada Mbah Mad Sa’i. Sedangkan beliau mengembara lagi menuju arah barat dan sampailah di desa Turus (Besole). Besole ini konon berasal dari nama Mbah Sholeh. Di desa ini beliau disambut dengan senang hati oleh masyarakat setempat. Masyarakat seolah-olah sudah tahu kelebihan-kelebihan beliau, sehingga beliau dimohon untukmembabat (membuka) daerah besole dan sekaligus menumbalinya. Karena menurut cerita daerah tersebut terkenal dengan keangkerannya.

Setelah Mbah Sholeh menetap di Besole dan berkeluarga. Beliau mengadakan pengajian di Ndalemnya. Lama kelamaan banyak penduduk yang bertempat di daerah tersebut serta banyak santri yang mengaji. Akhirnya beliau mendirikan sebuah surau kecil di Besole serta berda’wah di Dalem dan durau tersebut sebagai tempatnya.

Dari hasil pernikahan beliau dikaruniai 12 oarang putra. Akan tetapi kebanyakan putra beliau meninggal sebelum dewasa. Sedangkan putra-putra beliau yang mempunyai keturunan hanya empat saja yaitu : Mbah Hasanah, Mbah Abu Sujak, Mbah Ruqoyyah dan Mbah Abdulloh Syiroj yang kelak mendirikan pesantren di Turus Utara.

Setelah Mbah Sholeh wafat, maka pesantrennya diserahkan kepada menantunya yaitu Mbah Abdulloh Faqih. Tak berapa lama Mbah Abdulloh Faqih pergi ke Banyuwangi sebab beliau merasa tidak enak dengan adik-adiknya. Akhirnya ponpes tersebut diserahkan kepada Mbah Ngawam yang waktu itu masih bujangan. Namun setelah itu Mbah Ngawam jatuh sakit dan semuanya diserahkan kepada Mbah Mbah Abdulloh Syiroj yaitu salah satu adik iparnya.

Sedangkan Mbah Abdulloh Syiroj pindah ke Turus Utara dan ponpes diserahkan lagi kepada Mbah Abdulloh Faqih.(Nara Sumber : Bapak Syirojuddin Ahmad, Turus).

            Beliau masih keturunan ke V kerajaan mataram yang kediamannya berada didalam keraton Jogja. Beliau kelahiran Kedu Magelang Jawa Tengah. Bermula dari peperangan melawan belanda di zaman Pangeran Diponegoro. Dalam peperangan itu belanda telah memporak-porandakan dan merusak makam leluhur kerajaan mataram beserta santri yang ada dan memukul mundur pasukan Pangeran Diponegoro.

Kurang lebih tahun 1800 M mbah sholeh bersama dua orang yaitu : mbah mad Sa’i ( saudara sepupu ) dan mbah Rofi’i merantau ke wilayah timur pulau Jawa. Yang kemudian mbah Rofi’i mbabat (membuka lahan) di daerah sumberwaru sukorejo. Sedangkan mbah sholeh dan mbah Mad sa’i membuka lahan di daerah bendo kalasan (banaran) dan memperluas daerah tersebut.sebagian ke wilayah plosoklaten dan sebagian lagi ke daerah mipitan.

Setelah perluasan lahan selesai mbah sholeh merasa kurang cocok dengan daerah tersebut, disamping itu beliau tidak begitu menghiraukan masalah dunyawi. Maka daerah itu semuanya diserahkan kepada mbah Mad sa’i tanpa beliau meminta bagian sedikitpun. Sedangkan beliau mengembara lagi ke arah barat, disertai istri dan empat anaknya yaitu : hasanah, abu sujak, abdulloh syiroj dan ruqoyyah. Sampailah di desa turus ( besole ) yang kono nama besole itu berasal dari nama mbah sholeh. Di desa ini beliau disambut dengan gembira oleh masyarakat yang seolah-olah mereka tahu akan kelebihan-kelebihan yang beliau miliki. Sehingga beliau dimohon untuk membuka ( mbabat ) daerah tersebut ( besole ) dan sekaligus menumbalinya, karena menurut cerita daerah tersebut terkenal sangat angker.

Setelah menetap di besole dan merasa cocok, beliau dengan berbekal pendidikan dari pondok pesantren mulai memperjuangkan agama allah dengan mengadakan pengajian di rumah dan surau yang beliau bangun, dengan metode sorogan dan ngaji wekton. Beliau terkenal sangat telaten ( tekun ) dan sabar dalam menyampaikan isi da’wah yang beliau sampaikan. Berkat ketekunan dan kesabaran yang beliau miliki akhirnya banyak penduduk sekitar yang banyak tertarik dan datang untuk mengaji kepada beliau. Lambat laun santri dari luar daerahpun banyak yang berdatangan untuk menimba ilmu dari mbah sholeh, diantaranya banyak yang datang dari ngorok pacitan. Adapun kitab-kitab yang beliau ajarkan diantaranya : ushuluddin/ ‘aqoid, takrib, tafsir. Beliau juga di bantu putra menantunya yang bernama abdulloh faqih ( suaminya nyai hasanah ) dengan mengaji kitab Fathul mu’in, nahwu (alfiyah) dan tafsir. Yang kemudian menantunya inilah yang meneruskan perjuangan mbah sholeh hingga tahun 1955 M (wafatnya K. Abduloh Faqih).

Sepeninggalan K. Abdulloh Faqih prosesmengaji di pondok tersebut diteruskan oleh K. Imron ( Toyyiban ) yaitu menantu K. Abduloh Faqih. Dalam perkembangannya K. Imronlah orang pertama yang mendirikan madrasah di besole. Adapun pelajaran-pelajaran yang diajarkan pada waktu itu diantaranya : Qoridatul Bahiyah, nadlom safinah, shorof, jurumiyah, tashrifan dan imrithi hingga mecapai kemajuan yang cukup baik pada tahun 1947 M sampai 1967 M yang pada akhirnya di boyong ke turus utara ( K. Ahmad hafidz ).

Dalam berkeluarga mbah sholeh menikah dengan siti khodijah dari pulosari dan dikaruniai 11 putra dan putri : hasanah, ahmad, abu sujak, abdulloh syiroj, muhsin, ruqoyyah, m.zahid/ ngawam, abduloh muhid, khotim, masyhud dan amanah. Untuk masyhud dan amanah dilahirkan di besole. Setelah istri pertamanya ( Nyai siti Khodijah meninggal beliau menikah dengan mbah marsi yang tidak berlangsung lama kemudian menikah lagi dengan mbah tini dari banjaran dan mempunyai satu putra yaitu : muhammad amiruddin. Akan tetapi allah memanggilnya ketika masih bayi. Yang terakhir beliau menikah dengan mbah sum namu juga tidak dikaruniai anak hingga akhir hayat beliau.

Diantara putra dan putri mbah sholeh yang memiliki keturunan diantaranya

1.Mbah Hasanah- mempunyai empat putra : Marhalim, imam Muslim, Muhammad Idris, Dewi Maryam.

2.Mbah Ahmad- mempunyai satu putra : Musri’ah.

3.Mbah Abu Suja’- mempunyai enam putra : maimunah, sofiyah, alfiyah, dewi, salamah, munir.

4.K. Abdulloh Syiroj- mempunyai lima putra : K. Ahmad Hafidz, Nyai Fatimah, Khoiriyah, hindun, muhsin.

5.Mbah Ruqoyyah- mempunyai dua putra : Zaenab dan ‘aisyah.

6.Mbah Mashud- mempunyai satu putra : Abdul Wahab ( meninggal sesudah menikah dan istrinyapun menyusul meninggal ).

7.Nyai Amanah- mempunyai tujuh putra : M. Khotib, Mufid, Yazid, Baidlowi, Syafa’atun, Mathori, Mbah Mus.

Sebagaimana layaknya orang yang ‘alim beliau juga memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Diantaranya yaitu beliau mampu menaklukkan (menjinakkan) mahluk halus di daerah-daerah yang terkenal angker, juga memanggil harimau yang ghoib wujudnya yang konon adalah tunggangan mbah sholeh. Beliau juga sakti akan ilmu kanuragan. Suatu ketika Mbah Sa’I datang dan mengajak beliau ke Jogja, kemudian Mbah Sa’I bertanya “Nanti kita sholat maghrib dimana ? “ mbah Sholeh menjawab “ Kita sholat di Jogja “. padalah waktu maghrib kurang lebih 10 menit lagi. Konon beliau menggunakan saipi angin (ilmu untuk mempercepat langkah bagaikan angin).

Kelebihan yang lain adalah sewaktu Nyai siti khodijah mengandung putra ke empatnya ( Abdulloh Syiroj ) beliau berpuasa tidak berbicara dan tidak makan selama 40 hari. Berkat wira’I beliau ini putra yang dilahirkan menjadi orang yang ahli politik dan pandai berdebat.

Mbah Sholeh wafat pada tahun 1931/ 1933 M dan dimakamkan di sebelah barat masjid Besole.

Kitab peninggalan Mbah Sholeh diantaranya yaitu kitab dukun/ Anfaq, yang konon kitab ini sangat ampuh sampai-sampai orang yang melihatnya bisa menjadi pusing dan berkunang-kunang, dan juga orang bisa menjadi gila apabila membukanya tanpa seizin beliau. Sekarang kitab tersebut dibawa putra K. Ahmad Hafidz yaitu agus Muhammad Sholeh Hamdan. Kyai Sholeh berpesan kitab tersebut boleh dibuka dan dipelajari apabila sudah berumur 40 tahun. ( Nara Sumber : bapak. Hasyim Turus )

 

Beliau adalah seorang kyai dari pacitan / mataram dan mempunyai banyak santri. Akhirnya dalam peperangan melawan penjajah karena minimnya persenjataan yang dimiliki para pejuang pada waktu itu dan mengakibatkan kekalahan di pihak para pejuang. Kyai Sholeh diikuti santrinya ( kurang lebih 60 santri ) lari ke arah timur pulau jawa , hingga sampai di daerah Turus Gurah yang kemudian membuka / mbabat lahan baru disana hingga mencapai lebih kurang 30 bau luasnya. Lahan baru tersebut ditanami pohon kelapa dan berbagai macam palawija dan tanaman yang bermanfaat lainnya. Tak lupa juga mendirikan tempat tinggal di lahan baru tersebut. Karena suburnya tanah disitu hingga dalam sekali penjualan kelapa ke pasar uang di bawa pulang sampai satu bago kecil ( tempat membawa uang pada waktu itu dalam jumlah banyak ).

Di tempat baru ini pula para santri yang ikut dalam pelarian dan pembukaan lahan meneruskan mengais ilmu ke kyai Sholeh. Diantaranya mengaji Al qur an, Sulam dan lain sebagainya.

Beliau diperkirakan sudah naik haji karena luasnya tanah yang bermanfa’at dan mencukupi. Setelah meninggal kyai Sholeh atau yang dikenal dengan Mbah Sholeh dimakamkan di sebelah barat Masjid Besole turus Gurah kediri. Diantara putra beliau adalah Suhud, Muhsin, Ngawam yang mondok ke Jampes dan Panji dan meninggal ketika masih muda yang merupakan adik K. Abdulloh Syiroj. ( Nara Sumber : Ibu Nyai Zaenab, Lirboyo ).

Asal usul mbah Sholeh dari jogja dan beliau masih termasuk keturunan dari kerabat kerajaan mataram yang tepatnya adalah keturunan ke 5. Rumah beliau berada dalam keraton jogja. Asal usul kedatangan beliau ke jawa timur ( kediri ) bersama 3 orang yaitu : mbah sholeh, mbah sa’I, mbah rofi’.

Ketiga orang tersebut mempunyai daerah babatan sendiri-sendiri. Untuk mbah sholeh dengan mbah sa’I mbabat di daerah bendo kalasan seangkan mbah rofi’ mbabat di daerah sumber waru.

Kemudian mbah sholeh menikah dengan nyai siti khodijah dari pulosari. Dalam pernikahan itu beliau dikaruniai 11 putra-putri. Mereka adalah : ibu hasanah, kyai ahmad, kyai abu suja’, kyai abdulloh syiroj, muhsin, ruqoyyah, m.zahid / ngawam, abdul muhid, khotim, mashud dan amanah.

Setelah istri beliau yang pertama meninggal ( ibu khodijah ), beliau menikah lagi dengan mbah marsi. Tapi pernikahan tersebut tidak berlangsung lama lalu kyai sholeh menikah lagi dengan mbah tini dari banjaran yang mana mendapatkan 1 putra yaitu m. aminuddin. Akan tetapi allah telahmengambilnya ketika masih bayi. Setelah itu mbah sholeh menikah lagi dengan mbah sum yang konon ini adalah pernikahan beliau yang terakhir sampai beliau wafat dan juga tidak dikaruniai putra.

Pada tahun 1933 kyai sholeh wafat. Lalu kegiatan mengaji di ponpes besole dilanjutkan oleh putra menantunya yang bernama kyai abdulloah faqih yang menikah dengan putri kyai sholeh yaitu nyai hasanah.

Perjuangan kyai sholeh mbabat di besole dengan mengaji di ndalem dan di langgar ( mushola ). Beliau ini terkenal sangat tekun dalam menyampaikan da’wahnya dengan mengaji di ndalem dan di langgar. Adapun kitab-kitab yang diajarkan yaitu : ushuluddin/ ngaqoid, taqrib, tafsir dan juga shorogan di mushola.

Selain itu kyai sholeh juga di bantu putra mantu beliau yatu kyai abdulloh faqih mengaji fathul mu’in, minhajul…., nahwu alfiyah, tafsir sampai beliau meninggal pada tahun 1955 m.

Setelah itu proses mengaji di pondok tersebut diteruskan oleh kyai imron ( thoyyiban ) yaitu menantu kyai abdulloh faqih. Kyai imron adalah orang pertama yang mendirikan madrasah di besole. Adapun pelajaran-pelajaran yang diajarkan antara lain : qoridatul bahiyah, nadhom safinah, sorof, nahwu jurumiyah, tasrifan dan imrithi.

Adapun yang paling diutamakan disitu yaitu ngaqoid. Kegiatan madrasah tersebut mencapai kemajuan cukup baik pada tahun 1947. Disitu banyak sekali santri yang ngaji sampai tahun 1967. Pada tahun 1967 kyai ahmad hafidz pulang dari ponpes lirboyo. Tidak lama kemudian setelah kyai ahamad hafidz menetap di turus utara dan mendirikan pondok, madrasah yang ada di besole semua dipindah ke turus utara tanpa ada yang tersisa. Baik itu bangunannya dan santrinya semua diboyong ke turus utara dan orang-orang yang terlibat dalam pembangunan pondok tersebut adalah orang-orang besole.

Pendidikan kyai sholeh hanya di pondok pesantren. Kelebihan-kelebihannya diantaranya : suatu ketika mbah sa’I datang dan mengajak beliau ke jogja kemudian mbah sa’I bertanya pada kyai sholeh “ nanti kita sholat magrib dimana “ kyai sholeh menjawab “ kita sholat di jogja “. padahal waktu magrib sudah kurang sepuluh menit. Konon beliau kyai sholeh menggunakan saipi angin yaitu suatu cara untuk mempercepat langkah bagaikan angin.

Dari putra mbah sholeh yang mempunyai keturunan sebagai berikut :

  1. mbah hasanah, mempunyai 4 putra : marhalim, imam muslim, muhamad idris, dewi maryam.
  2. Mbah ahmad, mempunyai 1 putra : musri’ah.
  3. Mbah abu suja’, mempunyai 6 putra : maimunah, sofiyah, alfiyah, dewi, salamah , munir.
  4. Kyai abdulloh s, mempunyai 5 putra : kyai A. Hafidz, fatimah, khoiriyah, hindun, muhsin.
  5. Mbah ruqoyyah, mempunyai 2 putra : zaenab dan ‘aisyah.
  6. Mbah mashud, mempunyai 1 putra : abdul wahid ( yang meninggal sesudah menikah dan istrinyapun menyusul meninggal.
  7. Nyai amanah, mempunyai 7 putra : muhamada khotib, mufid, yazid, baidhowi, syafa’atun, mathori danmbah mus.

Kiab peninggalan kyai sholeh diantaranya : kitab dukun / anfaq. Konon ceritanya kitab ini sangat ampuh sampai-sampai orang yang melihatnya bisa menjadi pusing dan berkunang-kunang dan juga orang bisa jadi gila apabila membukanya tanpa seizin beliau. Dan sekarang kitab tersebut dibawa oleh putra kyai A. Hafidz yaitu Gus Sholeh Hamdan. Kyai sholeh berpesan kitab tersebut boleh dibuka dan dipelajari apabila sudah berumur 40 tahun.

Kelebihan beliau yang lain yaitu sewaktu ibu nyai siti khodijah mengandung kyai Abdulloh s. beliau berpuasa tanpa berbicara selama 40 hari dan tidak makan selama itu juga. Lalu beliau berhasil dengan apa yang diinginkannya. Beliau mempunyai putra yang dilahirkan tersebut tumbuh terkenal menjadi ahli politik yang pandai berdebat. ( Nara Sumber : K. Kholiq, Besole ).

Arsip

Kalender

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031